Jumat, 24 April 2015

Filsafat Ilmu



BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang sesuatu hal. Rasa ingin tahu ini tidak terbatas yang ada pada dirinya, juga ingin tahu tentang lingkungan sekitar, bahkan sekarang ini rasa ingin tahu berkembang ke arah dunia luar. Rasa ingin tahu ini tidak dibatasi oleh peradaban. Semua umat manusia di dunia ini punya rasa ingin tahu walaupun variasinya berbeda-beda. Orang yang tinggal di tempat peradaban yang masih terbelakang, punya rasa ingin yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tinggal di tempat yang sudah maju.
Rasa ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitarnya dapat bersifat sederhana dan juga dapat bersifat kompleks. Rasa ingin tahu yang bersifat sederhana didasari dengan rasa ingin tahu tentang apa (ontologi), sedangkan rasa ingin tahu yang bersifat kompleks meliputi bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi dan mengapa peristiwa itu terjadi (epistemologi), serta untuk apa peristiwa tersebut dipelajari (aksiologi).
Ke tiga landasan tadi yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi merupakan ciri spesifik dalam penyusunan pengetahuan. Ketiga landasan ini saling terkait satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Berbagai usaha orang untuk dapat mencapai atau memecahkan peristiwa yang terjadi di alam atau lingkungan sekitarnya. Bila usaha tersebut berhasil dicapai, maka diperoleh apa yang kita katakan sebagai ketahuan atau pengetahuan.
Sedangkan Filsafat ilmu merupakan dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang dominan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Ilmu
            Pada prinsipnya ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.[1]
            Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik manusia secara komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.
            Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut. Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya.[2]
            Adapun pengertian Ilmu menurut beberapa ahli dapat di artikan sebagai berikut:
a.       Menurut Harold H. Titus Ilmu (science) diartikan sebagai common science yang di atur dan di organisasikan mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis.
b.      Mohamad Hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
c.       Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag bahwa mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik dan ke empatnya serentak.
d.      Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
e.       Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
f.       Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.
g.      Afanasyef menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.

2.2       Pengertian Pengetahuan
            Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa difenisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi antara lain
a.       Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 
b.      Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.
c.       Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita. 
Pengetahuan adalah suatu istilah yang di pergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu.suatu hal yang menjadi penggetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu.oleh karna itu penggetahuan selalu menuutut adanya subjek yang mempunyai kesdaran untuk mengetahui tentang sesuatu objek dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya.jadi bisa dikatakan penggetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya,atau asil usaha manusia untuk memahami suatu objek.[3]
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.
Sedangkan pengertian pengetahuan menurut beberapa ahli dapat diartikan sebagai berikut:
Menurut Louis Leahy Pengetahuan adalah suatu kekayaan dan kesempurnaan. seseorang yang tahu lebih banyak adalah lebih baik kalau dibandingkan dengan yang tidak tahu apa-apa.
a.       Menurut Onny S. Prijono Pengetahuan adalah nilai yang membiasakan orang yang mengembannya untuk selalu tahu tentang apa yang dia lakukan dalam penelitian.
b.      Menurut Herdeger pengetahuan adalah peristiwa yang menyebabakan kesadaran manusia memasuki terang ada.
c.       Menurut Robert M.z Lawang Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dialami seseorang.[4]
d.      Menurut Martin pengetahuan adalah kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan mempresentasikan dan aksi yang dilakukaan dalam suatu objek
e.       Menurut Laudon Pengetahuan adalah kejadian yang kognitif bahkan filosofis yang terjadi dalam pikiran manusia.
2.3       Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan di ambil dari bahasa inggris science, yang berasal dari bahasa latin scientie dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunjuk segenap pengetahuan sistematik. Adapun menurut Bahm defenisi ilmmu pengetahuan paling tidak melibatkan enam macam komponen yaitu masalah, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan dan pengaruh.
Pengertian Ilmu Pengetahuan menurut beberapa ahli dapat diartikan seabagai berikut:
a.       Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan bahwa tiap-tiap pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunannya dari dalam.
b.      Menurut Mulyadi Kartanegara Ilmu Pengetahuan adalah keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan yang kontras terhadap instuisi dan kepercayaan.
c.       Menurut Achmad Barquni Ilmu Pengetahuan adalah sebagai himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pekerjaan dan dapat diterima oleh rasio.
d.      Menurut Goldstein Ilmu Pengetahuan adalah cara memandang dunia memahami dan mengubahnya.
e.       Menurut Van Puersen Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang terorganisasi dengansistem dan metode berusaha mencari hubungan tetap diantara gejala.



2.4       Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang dominan.[5]
Filsafat Ilmu merupakan penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
Menurut The Liang Gie Filsafat Ilmu adalah segenap pemikiran refleksi tehadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Filsafat Ilmu Merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.[6]   










BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Filsafat Ilmu merupakan penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal.

3.2       Saran
            Dengan penjelasan di atas diharapkan kepada para pembaca untuk dapat memahami dan mampu untuk mengaplikasikannya dengan baik.













DAFTAR PUSTAKA

Muthahhari,Murtadha,Fisafat Islam,Bandung: Mizan, 2002
Saifullah,Ali, Filsafat dan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1997


[1] Murtadha muthahhari,flsafat islam,(Bandung: Mizan,2002) hal: 23
[2] Ibid, hal: 25-26
[3] Ali sifulloh,filsafat dan pendidikan,(Surabaya:Usaha Nasional,1997), hal: 35
[4] Ibid, hal: 45-46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar